Welcome

Selamat Datang Pecinta Cerita Phutri

Kamis, 06 Maret 2014

Pentingnya Memilih Teman Bergaul


Pentingnya Memilih Teman Bergaul

"Berteman jangan suka milih-milih." Kata-kata itu tepat untuk orang yang sombong yang hanya mau bergaul dengan orang yang ia pikir selevel dengan dia. Tapi sejatinya kata-kata itu tidak sepenuhnya benar. Kita juga harus menyeleksi teman bergaul. Hanya kriterianya yang harus tepat. Jangan gunakan kriteria yang menjerumuskan kita menjadi orang yang sombong dan tidak baik. Tapi gunakan kriteria yang akan membuat kita menjadi anak yang baik.

Sombong kalau kriteria teman kita adalah anak orang kaya saja (udah sombong, matre pula). Sombong kalau kriteria teman kita itu yang ganteng atau cantik saja. Intinya, kalau kita mengambil standar duniawi sebagai teman, maka kita bisa termasuk sombong. Dalam hadits, Rasulullah mendefinisikan sombong sebagai merendahkan manusia. "Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia." (HR. Muslim)

Memang pertemanan itu ada tingkatan-tingkatannya. Ada yang hanya kenalan. Ada yang teman biasa seperti teman kelas, teman les. Ada juga teman yang lumayan dekat yang kita sering berinteraksi dengannya, ini yang disebut teman bergaul. Dan ada juga yang lebih dekat lagi yang kita sebut sebagai sahabat. Dalam berteman, jangan sampai kita merendahkan orang lain. Janganlah kita hanya mau punya teman bergaul dari orang-orang yang kita pilih berlandaskan keduniaan dan menghindari pergaulan dengan orang lain karena kita meremehkan orang tersebut.

Bagaimana kriteria yang menjadikan kita anak yang baik? Pastinya, kriteria yang berdasarkan pada kebaikan. Maksudnya, kita memilih teman bergaul yang kita sering berinteraksi dengan mereka dari kalangan orang-orang yang berakhlak baik, sholeh, rajin belajar, gemar menabung, suka menjahit dan memasak... Ups kebanyakan...

Pergaulan itu bisa menularkan perilaku seseorang kepada temannya. Tak sedikit anak baik-baik yang terjerat narkoba hanya karena salah memilih pergaulan. Seorang anak dari keluarga yang tidak merokok bisa jadi perokok karena bergaul dengan teman-teman perokok. Dan sebagaimana watak buruk itu menular, watak baik pun bisa menyebar melalui pergaulan. Itulah makanya Rasulullah berpesan untuk memperhatikan teman bergaul.

“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari no. 2101, dari Abu Musa)

Dalam menjelaskan hadits ini Imam An-Nawawi berkata, “Hadits ini berbicara tentang keutamaan bergaul dengan orang-orang yang soleh, pelaku kebaikan, tata krama, akhlak mulia, wara’, berilmu, dan mempunyai sopan santun. Sebaliknya, hadits ini melarang kita bergaul dengan pelaku kejahatan, pembuat bid‘ah, suka menggunjing, berbuat dosa, dan sikap tidak terpuji lainnya.”

Dalam hadits lain Rasulullah bersabda: “Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian”. (HR. Abu Daud no. 4833, Tirmidzi no. 2378, Ahmad 2/344, dari Abu Hurairah)

Imam Al Ghozali rahimahullah mengatakan, “Bersahabat dan bergaul dengan orang-orang yang pelit, akan mengakibatkan kita tertular pelitnya. Sedangkan bersahabat dengan orang yang zuhud, membuat kita juga ikut zuhud dalam masalah dunia. Karena memang asalnya seseorang akan mencontoh teman dekatnya.” (Tuhfatul Ahwadzi, 7/42)

Kalau di sekolah ada ekstrakurikuler Rohani Islam, inilah kumpulan anak-anak sholeh yang sangat direkomendasikan jadi teman bergaul kita. Banyak sifat baik di komunitas ini yang bisa tertular pada kita.

Ali bin Abi Thalib ra berkata, “Hati-hatilah kalian dalam memilih teman, sesungguhnya teman adalah bekal di dunia dan akhirat.”

sumber; islamedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar